Indonesia, dengan kekayaan alam dan budaya yang melimpah, telah lama menjadi destinasi pariwisata global. Namun, seiring berjalannya waktu, konsep pariwisata berkelanjutan semakin menjadi prioritas. Salah satu inisiatif yang signifikan dalam hal ini adalah pengembangan Desa Wisata. Konsep ini tidak hanya berfokus pada keindahan alam dan budaya lokal, tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, desa wisata kini menjadi bagian penting dalam strategi pengembangan pariwisata Indonesia.
Perkembangan Konsep Desa Wisata di Indonesia
Konsep desa wisata pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990-an sebagai respons terhadap kebutuhan pariwisata yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Pada dekade ini, beberapa desa dipilih sebagai proyek percontohan untuk melihat bagaimana potensi lokal dapat dimanfaatkan secara optimal. Memasuki tahun 2000-an, desa wisata mulai mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Berbagai program pelatihan dan bantuan teknis diberikan kepada masyarakat desa untuk mengelola pariwisata secara mandiri.
Perkembangan signifikan terjadi pada tahun 2010-an, di mana desa wisata menjadi salah satu program prioritas Kementerian Pariwisata. Pemerintah semakin gencar mendorong pengembangan desa wisata melalui berbagai program, termasuk Bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pariwisata. Pada tahun 2020-an, terutama setelah pandemi COVID-19, desa wisata mendapat perhatian khusus karena terbukti mampu menarik wisatawan domestik dan mendukung pemulihan ekonomi lokal.
Pada tahun 2014, tercatat sekitar 1.302 desa wisata di Indonesia, namun angka tersebut meningkat menjadi 1.734 desa berpotensi menjadi desa wisata pada tahun 2018[1]. Kemudian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada tahun 2019 terdapat sekitar 83.820 desa/kelurahan di Indonesia[2]. Terdapat peningkatan jumlah desa wisata yang menunjukkan semakin banyaknya desa yang mengembangkan potensi wisata lokal.
Selain itu, pada tahun 2023, konsep desa wisata semakin berkembang dan menjadi momentum dalam menjawab tren pariwisata global. Kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat lokal, dan pihak terkait lainnya semakin dioptimalkan untuk mengembangkan desa wisata[3]. Adanya upaya pemberdayaan masyarakat dan partisipasi aktif dalam pengembangan desa wisata turut menyumbang pada perkembangan konsep ini.
Pandemi Covid-19 memang memberikan dampak negatif terhadap akselerasi proses pengembangan desa wisata, tetapi sinergi antara banyak pihak di Indonesia terus meningkat guna mengelola potensi wisata desa dengan lebih baik[4].
Sumber :
- Good News From Indonesia - Jumlah Desa Wisata Kian Meningkat dan Bentuk Sinergi Banyak Pihak Kelola Potensi Desa
- BPS - Badan Pusat Statistik Indonesia
- Kumparan - Kebangkitan Pariwisata Indonesia melalui Pengembangan Desa Wisata
- DPR - Strategi Pengembangan Desa Wisata Berkelanjutan di Indonesia
Investasi Pemerintah dalam Pengembangan Desa Wisata
Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan anggaran yang signifikan untuk mendukung pengembangan desa wisata. Sebagai contoh, pada tahun 2019, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengalokasikan sekitar Rp 6 triliun untuk pengembangan pariwisata, dengan sebagian besar dana tersebut dialokasikan untuk desa wisata. Selain itu, pemerintah juga meningkatkan alokasi Dana Desa, yang dapat digunakan untuk membangun infrastruktur dan fasilitas pariwisata di desa.
Dana ini digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari pembangunan infrastruktur seperti jalan, homestay, hingga pelatihan masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata. Program-program ini bertujuan untuk menjadikan desa wisata sebagai destinasi yang tidak hanya menarik bagi wisatawan, tetapi juga berkelanjutan bagi masyarakat lokal.
https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3520/pembangunan-kepariwisataan-melalui-pengembangan-desa-wisata-untuk-meningkatkan-pertumbuhan-ekonomi
Dampak Desa Wisata terhadap Pariwisata dan Ekonomi
Pengembangan desa wisata telah memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap pariwisata domestik dan ekonomi lokal. Dengan berkembangnya desa wisata, banyak wisatawan domestik yang memilih mengunjungi desa-desa ini, terutama selama pandemi ketika perjalanan internasional dibatasi. Hal ini tidak hanya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga menghidupkan kembali perekonomian desa melalui penciptaan lapangan kerja dan sumber pendapatan baru.
Desa wisata juga mendorong pengembangan UMKM lokal, seperti kerajinan tangan, kuliner, dan homestay. Selain itu, konsep ini membantu dalam pelestarian budaya dan lingkungan alam, di mana masyarakat lokal menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga keaslian budaya dan kelestarian alam sebagai daya tarik utama.
Namun, pengembangan desa wisata juga menghadapi tantangan. Beberapa desa masih mengalami kesulitan dalam manajemen dan infrastruktur, yang dapat menghambat potensi mereka. Selain itu, ada risiko komersialisasi budaya yang berlebihan, yang dapat mengurangi keaslian dan nilai budaya lokal.
Rangkuman
Secara keseluruhan, desa wisata di Indonesia telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi pariwisata dan ekonomi lokal. Meskipun masih ada tantangan yang perlu diatasi, dukungan terus-menerus dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat akan memastikan keberlanjutan dan kesuksesan desa wisata di masa depan. Dengan mengunjungi desa wisata, kita tidak hanya menikmati keindahan dan keunikan lokal, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian dan pelestarian budaya Indonesia.




0 Komentar